Monday 5 October 2015

Curhatan Tugas Akhir Satu (Tentang cara Lumba-lumba bisa Kawin)

Sedikit curhat tentang Tugas Akhir yang ternyata lama banget direalisasiin, robot bawah air (RBA) atau dalam bahasa kerennya disebut underwater robot. Secara sistem kontrol RBA dibagi menjadi dua jenis yaitu Remotely Operated underwater Vehicle (ROV) dan Autonomous Underwater Vehicle (AUV). Jelas lah ya bedanya, yang satu pake remot alias bisa dikontrol secara langsung oleh manusia, yang satu otomatis alias si robotnya udah dikasih kecerdasan buatan untuk melaksanakan misi.

Gambar 1. UAV yang orang lain buat

Nah, karena emang gw tertarik sama RBA ini dijadikanlah sebagai tema penelitian pada tugas akhir. Fokus penelitiannya tentang kontrol kedalaman selam RBA berbasis fuzzy logic control (FLC). Pertama PeDe aja gitu bikin ini robot, dapet sensor ultrasonic pinjeman dari bapak Dosen yang harganya jika dirupiahkan 1.5 juta (saat dollar 12 rebu) sekarang? cek aja di web yang jual. 

Kirain bisa kan ya pake ultrasonic (suara), secara lumba-lumba juga pake sound wave buat ngobrol, curhat, pdktan, ngajak kawin sesama lumba-lumba yang lain. Ternyata eh ternyata pas gw coba sensor ultrasonic di dalem air BISA dengan syarat airnya harus bener-bener statis alias diem. Nah namanya juga robot kan ya, dia mesti gerak sana-sini. Alhasil sensor ultrasonicnya nggak sanggup kalo robotnya digerak-gerakin. 

Sumpah, hampir putus harapan tuh bingung gimana caranya supaya itu sensor bisa kaya sensornya lumba-lumba. Biar RBA gw bisa ngobrol, curhat, pdktan, ngajak kawin RBA yang lain. Tapi apa daya ternyata memang tidak bisa.
Gambar 2. ROV yang gw buat

Tanya sana-sini, problemnya karena sensor yang gw pake frekuensinya terlalu tinggi (ultrasonic), sedangkan si lumba-lumba frekuensinya rendah, katanya. CMIIW

Akhirnya mau nggak mau, dengan terpaksa dan berat hati, gw GANTI JUDUL tugas akhir. Sedih men sedih.

...bersambung...

No comments:

Post a Comment